Bom kereta api Madrid adalah salah satu peristiwa kelam di negara Spanyol yang diingat oleh banyak masyarakat dunia. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban jiwa dan luka-luka pada tahun 2004 tersebut.
Berkat peristiwa tersebut, sampai saat ini peringatan kematian dan mengenang korban jiwa pengeboman masih dilakukan oleh masyarakat dunia.
Peristiwa Bom Kereta Api Madrid
Peristiwa ini memiliki serangkaian kejadian dengan motif politik. Berikut kronologi, pelaku, motif dan dampak dari peristiwanya.
1. Kronologi lengkap
Pada pagi hari tanggal 11 Maret 2004, serangkaian bom meledak di empat kereta komuter di Madrid, Spanyol, yaitu tepat pada jam sibuk antara pukul 07.37 hingga 07.40. Ledakan ini terjadi di beberapa lokasi yaitu di stasiun Atocha, Santa Eugenia, dan El Pozo del Tio Raimundo.
Bom kereta api Madrid diledakkan ini dipasang di tas ransel dan diletakkan di dalam kereta. Peristiwa ini mengejutkan masyarakat Spanyol dan dunia karena terjadi hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum Spanyol yang dijadwalkan pada tanggal 14 Maret 2004.
Total ada sepuluh ledakan besar yang menyebabkan kehancuran masif dan menimbulkan kepanikan luar biasa di seluruh Madrid. Setelah ledakan awal, pihak berwenang segera mengerahkan bantuan darurat dan mengevakuasi korban.
2. Jumlah korban dan asal negaranya
Bom kereta api Madrid menewaskan 193 orang dan melukai sekitar 2000 orang lainnya. Para korban tidak hanya berasal dari Spanyol tetapi juga merupakan warga negara asing dari berbagai negara, yaitu orang dari Eropa dan Amerika Latin yang tinggal atau bekerja di sana
Hal ini karena kota tersebut merupakan pusat komuter utama di Spanyol. Banyak di antara korban adalah pekerja dan pelajar yang sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja dan sekolah pada saat serangan terjadi.
Serangan ini disebut sebagai salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Spanyol modern, serta dampaknya terasa di berbagai komunitas di seluruh negara itu.
3. Dugaan serangan dari ETA
Pada awalnya, pihak berwenang mencurigai kelompok separatis Basque yaitu ETA atau Euskadi Ta Askatasuna yang pernah melakukan serangan di Spanyol dalam beberapa dekade sebelumnya. Pemerintah saat itu curiga ETA mungkin berada di balik bom kereta api Madrid.
Namun dugaan ini mulai menimbulkan kontroversi dan skeptisisme, baik di kalangan masyarakat maupun kalangan pemerintah sendiri. Beberapa bukti di lokasi kejadian, seperti alat peledak serta metode operasional, tidak sepenuhnya cocok dengan pola serangan ETA.
Pemimpin ETA pada saat itu juga menyangkal habis-habisan mengenai tuduhan penyerangan terhadap kereta api tersebut. Tetapi pada saat itu pemerintah tidak memiliki pilihan lain selain mencurigai ETA, mengingat semua kejadian sebelumnya yang disebabkan oleh ETA.
4. Terungkapnya pelaku dari Al-Qaeda dan motifnya
Setelah beberapa hari penyelidikan intensif, bukti baru menunjukkan bahwa serangan bom kereta api Madrid bukan dilakukan oleh ETA, tapi oleh kelompok yang berafiliasi dengan jaringan teroris Al-Qaeda.
Polisi menemukan bahan peledaknya tidak biasa digunakan oleh ETA, serta sebuah rekaman audio yang menyatakan bahwa serangan ini adalah balasan atas keterlibatan Spanyol dalam Perang Irak. Sejumlah pelaku berhasil diidentifikasi sebagai bagian dari sel teroris Al-Qaeda.
Motif di balik serangan ini adalah untuk menimbulkan ketakutan dan mengirim pesan kepada pemerintah Spanyol, agar mereka menarik dukungan terhadap AS dalam Perang Irak. Temuan ini memicu kemarahan publik terhadap keputusan Spanyol dalam perang Irak.
5. Spanyol meminta maaf pada ETA
Setelah terungkap bahwa Al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan bom kereta api Madrid, pemerintah Spanyol meminta maaf kepada kelompok ETA. Permintaan maaf ini menjadi pernyataan resmi
Spanyol menyampaikan penyesalan karena telah mencurigai ETA sebelum bukti yang cukup ditemukan. Hal ini dianggap sebagai respons cepat tidak akurat dalam menghadapi tragedi besar. Permintaan maaf ini juga berfungsi untuk meredakan ketegangan di wilayah Basque.
Hal ini diharapkan dapat memperbaiki hubungan tegang antara pemerintah Spanyol dan kelompok separatis tersebut, walaupun sejarah panjang konflik dan kecurigaan tetap menjadi tantangan bagi negara tersebut.
6. Aznar kalah pemilu setelah pengeboman
Setelah bom kereta api Madrid, Perdana Menteri Jose Maria Aznar dari Partai Rakyat mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat. Kecurigaan awal bahwa pemerintah telah memanipulasi informasi dengan menyalahkan ETA semakin memperburuk citra partai Aznar.
Banyak masyarakat merasa bahwa Aznar telah memperburuk situasi dengan mendukung Perang Irak, serta dianggap sebagai alasan utama negara tersebut menjadi target serangan teroris ini.
Pada pemilu, Jose Luis Rodriguez Zapatero dari Partai Sosialis akhirnya berhasil meraih kemenangan. Kemenangan ini menandai akhir pemerintahan Aznar sebagai perdana Menteri sebelumnya. Segera setelah menjabat, Zapatero menarik pasukan Spanyol dari Irak.
Tragedi ini menunjukkan bagaimana peristiwa teroris dapat mengubah arah politik suatu negara dalam waktu singkat, terutama ketika isu keamanan nasional dan kebijakan luar negeri menjadi perhatian utama publik. Tidak heran jika bom kereta api Madrid sangat diingat.